This is default featured slide 1 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by BTemplates4u.com.

This is default featured slide 2 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by BTemplates4u.com.

This is default featured slide 3 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by BTemplates4u.com.

This is default featured slide 4 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by BTemplates4u.com.

This is default featured slide 5 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by BTemplates4u.com.

Jumat, 12 April 2013

JALAN RAYA ( bahan kulyah )

Jalan raya merupakan salah satu prasarana transportasi yang dapat menunjang pengembangan suatu wilayah. Semakin lancar transportasi maka semakin cepat suatu wilayah berkembang. Meningkatnya jumlah penduduk akan diikuti dengan meningkatnya kebutuhan sarana transportasi, sehingga perlu dilakukan perencanaan jalan yang sesuai dengan kebutuhan penduduk saat ini. Dewasa ini manusia telah mengenal sistem perencanaan jalan yang baik dan mudah dikerjakan serta pola perencanaannya yang makin sempurna.
Meskipun perencanaan sudah makin sempurna, namun kita sebagai orang teknik sipil tetap selalu dituntut untuk dapat merencanakan suatu lintasan jalan yang paling efektif dan efisien dari alternatif-alternatif yang ada, dengan tidak mengabaikan fungsi-fungsi dasar dari jalan. Oleh karena itu, dalam merencanakan suatu lintasan jalan, seorang teknik sipil harus mampu menyesuaikan keadaan di lapangan dengan teori-teori yang ada sehingga akan diperoleh hasil yang maksimal.
Dalam merencanakan suatu jalan raya diinginkan pekerjaan yang relatif mudah dengan menghindari pekerjaan galian (cut) dan timbunan (fill) yang besar. Dilain pihak kendaraan yang beroperasi di jalan raya menginginkan jalan yang relatif lurus, tidak ada tanjakan atau turunan. Objek keinginan itu sulit kita jumpai mengingat keadaan permukaan bumi yang relatif tidak datar, sehingga perlu dilakukan perencanaan geometrik jalan, yaitu perencanaan jalan yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas. Faktor yang menjadi dasar perencanaan geometrik adalah sifat gerakan, ukuran kendaraan, sifat pengemudi dalam mengendalikan gerak kendaraannya, serta karakteristik arus lalu lintas. Hal – hal tersebut haruslah menjadi bahan pertimbangan perencana sehingga dihasilkan bentuk dan ukuran jalan, serta ruang gerak kendaraan yang memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan yang diharapkan.
Selain itu, juga harus diperhatikan elemen – elemen dari perencanaan geometrik jalan, yaitu :

• Alinyemen horizontal

Pada gambar alinyemen horizontal, akan terlihat apakah jalan tersebut merupakan jalan lurus, menikung ke kiri, atau ke kanan dan akan digambarkan sumbu jalan pada suatu countur yang terdiri dari garis lurus, lengkung berbentuk lingkaran serta lengkung peralihan dari bentuk lurus ke bentuk busur lingkaran. Pada perencanaan ini dititik beratkan pada pemilihan letak dan panjang dari bagian – bagian trase jalan, sesuai dengan kondisi medan sehingga terpenuhi kebutuhan akan pergerakkan lalu lintas dan kenyamanannya.

• Alinyemen vertikal

Pada gambar alinyemen vertikal, akan terlihat apakah jalan tersebut tanpa kelandaian, mendaki atau menurun. Pada perencanaan ini, dipertimbangkan bagaimana meletakkan sumbu jalan sesuai dengan kondisi medan dengan memperhatikan fungsi - fungsi dasar dari jalan tersebut. Pemilihan alinyemen vertikal berkaitan pula dengan pekerjaan tanah yang mungkin timbul akibat adanya galian dan timbunan yang harus dilakukan

• Penampang melintang jalan

Bagian – bagian dari jalan seperti lebar dan jumlah lajur, ada atau tidaknya median, drainase permukaan, kelandaian serta galian dan timbunan. Koordinasi yang baik antara bentuk alinyemen horizontal dan vertikal akan memberikan keamanan dan kenyamanan pada pemakai jalan.

• Perkerasan jalan
Lapisan perkerasan berfungsi untuk menerima dan menyebarkan beban lalu lintas tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti pada konstruksi jalan itu sendiri. Berdasarkan fungsinya, jalan dapat dibedakan atas :
1. Jalan Arteri : Jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.
2. Jalan Kolektor : Jalan yang melayani pengumpulan/pembagian dengan ciri-ciri, perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah masuk dibatasi.
3. Jalan Lokal : Jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jalan masuk tidak dibatasi.

1.2 Maksud dan Tujuan

Tujuan dari perencanaan suatu jalan raya adalah untuk merencanakan suatu lintasan dan dimensi yang sesuai dengan Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya (PPGJR) No. 13 tahun 1970, sehingga dapat menjamin keamanan dan kelancaran lalu lintas. Dari perencanaan itu juga didapat suatu dokumen yang dapat memperhitungkan bobot pekerjaan baik galian maupun timbunan, pekerjaan tanah dan sebagainya sehingga bisa dilakukan perencanaan yang seekonomis mungkin.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perencanaan geometrik jalan raya adalah :

Kelas Jalan
Kecapatan rencana
Standar Perencanaan
Penampang melintang
Volume Lalu lintas
Keadaan Topografi
Alinyemen Horizontal
Alinyemen Vertikal
Bentuk Tikungan

1.2.1 Kelas jalan

Jalan dibagi dalam kelas-kelas yang penempatannya didasarkan pada fungsinya juga dipertimbangkan pada besarnya volume serta sifat lalu lintas yang diharapkan akan menggunakan jalan yang bersangkutan.

1.2.2 Volume lalu lintas

Volume lalu lintas dinyatakan dalam Satuan Mobil Penumpang (SMP) yang besarnya menunjukkan jumlah lalu lintas harian rata-rata (LHR) untuk kedua jurusan.

1.2.3 Kecepatan rencana

Kecepatan rencana yang dimaksud adalah kecepatan maksimum yang diizinkan pada jalan yang akan direncanakan sehingga tidak menimbulkan bahaya bagi pemakai jalan tersebut. Dalam hal ini harus disesuaikan dengan tipe jalan yang direncanakan.

1.2.4 Keadaan topografi

Untuk memperkecil biaya pembangunan, maka suatu standar perlu disesuaikan dengan keadaan topografi. Dalam hal ini, jenis medan dibagi dalam tiga golongan umum yang dibedakan menurut besarnya lereng melintang dalam arah kurang lebih tegak lurus sumbu jalan.

Tabel 1.1 Klasifikasi Medan Dan Besanya Lereng Melintang

Golongan Medan Lereng Melintang
Datar (D) 0 sampai 9%
Perbukitan (B) 10 sampai 24,9%
Pegunungan (G) > 25%

Adapun pengaruh keadaan medan terhadap perencanaan suatu jalan raya meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Tikungan : Jari-jari tikungan pada pelebaran perkerasan diambil sedemikian rupa sehingga terjamin keamanan dan kenyamanan jalannya kendaraan dan pandangan bebas harus cukup luas.
b. Tanjakan : Dalam perencanaan diusahakan agar tanjakan dibuat dengan kelandaian sekecil mungkin.

1.2.5 Alinyemen horizontal

Alinyemen horizontal adalah garis proyeksi sumbu jalan yang tegak lurus pada bidang peta yang terdiri dari garis – garis lurus yang dihubungkan dengan garis – garis lengkung yang dapat berupa busur lingkaran ditambah busur peralihan ataupun lingkaran saja.
Bagian yang sangat kritis pada alinyemen horizontal adalah bagian tikungan, dimana terdapat gaya yang dapat melemparkan kendaraan ke luar daerah tikungan yang disebut gaya sentrifugal. Atas dasar itu maka perencanaan tikungan diusahakan agar dapat memberikan keamanan dan kenyamanan, sehingga perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:
a. Jari-jari lengkung minimum untuk setiap kecapatan rencana ditentukan berdasarkan miring maksimum denagn koefisien gesekan melintang maksimum.
b. Lengkung peralihan adalah lengkung pada tikungan yang dipergunakan untuk mengadakan peralihan dari bagian lurus ke bagian lengkung atau sebaliknya.
1.2.6 Alinyemen vertikal (profil memanjang)

Alinyemen vertikal adalah biang tegak yang melalui sumbu jalan atau proyeksi tegak lurus bidang gambar. Profil ini menggambarkan tinggi rendahnya jalan terhadap muka tanah asli, sehingga memberikan gambaran terhadap kemampuan kendaraan dalam keadaan naik dan bermuatan penuh (dimana truck digunakan sebagi kendaraan standar), alinyemen vertikal sangat erat hubungannya dengan besar biaya pembangunan, biaya penggunaan, maka pada alinyemen vertikal yang merupakan bagian kritis justru pada bagian yang lurus.

Landai maksimum

Kelandaian maksimum hanya digunakan bila pertimbangan biaya sangat memaksa dan hanya untuk jarak yang pendek. Panjang kritis landai dimaksudkan adalah panjang yang masih dapat diterima tanpa mengakibat gangguan jalannya arus lalu lintas (panjang ini mengakibatkan pengurangan kecepatan maksimum 25 km/jam). Bila pertimbangan biaya memaksa, maka panjang kritis dapat dilampaui dengan syarat ada jalur khusus untuk kendaraan berat.

Landai Minimum
Pada setiap penggantian landai dibuat lengkung vertikal yang memenuhi keamanan, kenyamanan, dan drainase yang baik. Disini digunakan lengkung parabola biasa.

1.2.7 Penampang melintang

Penampang melintang jalan adalah pemotongan suatu jalan tegak lurus sumbu jalan, yang menunjukkan bentuk serta susunan bagian – bagian jalan dalam arah melintang.
Penampang melintang jalan yang digunakan harus sesuai dengan kelas jalan dan kebutuhan lalu lintas yang dilayaninya. Penampang melintang utama dapat dilihat pada daftar I PPGJR.
Lebar perkerasan

Pada umumnya lebar perkerasan ditentukan berdasarkan lebar jalur lalu lintas normal yang besarnya adalah 3,5 meter sebagaimana tercantum dalam daftar I PPGJR, kecuali:

- Jalan penghubung dan jalan kelas II c = 3,00 meter
- Jalan utama = 3,75 meter

Lebar bahu

Untuk jalan kelas III lebar bahu jalan minimum adalah 1,50 – 2,50 m untuk semua jenis medan.

Drainase

Drainase merupakan bagian yang sangat penting pada suatu jalan, seperti saluran tepi, saluran melintang, dan sebagainya, harus direncanakan berdasarkan data hidrologis setempat seperti intensitas hujan, lamanya frekuensi hujan, serta sifat daerah aliran.

Kebebasan pada jalan raya

Kebebasan yang dimaksud adalah keleluasaan pengemudi di jalan raya dengan tidak menghadapi rintangan. Lebar kebebasan ini merupakan bagian kiri kanan jalan yang merupakan bagian dari jalan (PPGJR No. 13/1970).

1.2.8 Bentuk Tikungan

Bentuk tikungan pada suatu jalan raya ditentukan oleh tiga faktor :

1. Sudut tangent (∆) yang besarnya dapat diukur langsung pada peta
2. Kecepatan rencana, tergantung dari kelas jalan yang akan direncanakan.
3. Jari – jari kelengkungan
1.3 Ruang Lingkup Perencanaan

Dalam tugas perencanaan ini, perhitungan dilakukan terdiri dari beberapa tinjauan. Peninjauan ini meliputi :

1. Penentuan lintasan
• Jarak lintasan
• Sudut azimut
• Kemiringan jalan
• Elevasi jalan pada titik kritis
• Luas tampang

2. Alinyemen horizontal

• Spiral Circle Spiral, digunakan pada tikungan yang mempunyai jari – jari kecil dan sudut tangen yang relatif besar.
• Spiral-Spiral, digunakan pada tikungan yang mempunyai jari – jari kecil dan sudut tangen yang relatif kecil.

3. Alinyemen vertikal

• Lengkung vertikal cembung
• Lengkung vertikal cekung

4. Galian dan timbunan
5. Pekerjaan Tanah/kubikasi.
6. Perencanaan perkerasan jalan.


BANGUNAN ( bahan kulyah )


4.1. Pekerjaan Ring Balk
Balok merupakan struktur atas dalam suatu bangunan, pekerjaan balok dibuat untuk menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, terlebih dahulu pihak kontraktor harus mengajukan usulan rencana kerja dan mendapat persetujuan dari konsultan pengawas. Untuk pekerjaan balok diperlukan beberapa tahap seperti pekerjaan pembesian, pembuatan dan pemasangan bekisting, pekerjaan pengecoran dan pembongkaran bekisting.

4.1. 1. Pekerjaan Pembesian
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh karakteristik minimum 24 Kg/cm2 untuk ukuran ˂ Ø14 mm dan baja sedang dengan mutu U-32 (tegangan leleh karakteristik minimum 32 Kg/cm2). Tahapan untuk pekerjaan balok adalah pekerjaan pembesian dimana pada pekerjaan ini dilakukan oleh tukang atau pekerja yang sudah ahli dan terampil dibidang pembesian struktur bangunan, selain itu dalam pekerjaan ini juga membutuhkan alat-alat diantara lain adalah sebagai berikut :
1. Gunting Besi/Pemotong Besi
2. Pembengkok besi (Bar Bender)
3. Meteran
4. Kakak tua
5. Sarung tangan/alat septy lainnya
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan pembesian ring balk pembangunan Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Kabupaten Aceh Timur adalah sebagai berikut :
1. Besi Polos Ø8
2. Besi Ulir D 12
3. Besi Ulir D 16
4. Kawat Beton
Menurut SNI diameter bengkokan yang diukur pada bagian dalam batang tulangan tidak boleh kurang dari 6db “diameter minimum”. Diameter dalam dari bengkokan untuk sengkang ikat tidak boleh kurang dari 4db “diameter minimum”. Perakitan dilakukan dilokasi pembangunan, hal ini dilakukan untuk memudahkan pekerjaan dan untuk menghemat waktu pelaksanaan. Adapun jumlah pekerja yang dilibatkan dalam pekerjaan pembesian kolom dan ring balk adalah :
1. Mandor 1 orang
2. Kepala Tukang Besi 2 orang
3. Tukang Besi 4 orang
4. Pekerja 10 orang

• Cara Pembengkokan
Bar Bender (pembengkok tulangan) adalah alat untuk membentuk baja tulangan sesuai dengan bentuk yang dibutuhkan. Pada proyek ini digunakan pembengkok manual. Pembengkok manual ini terbuat dari besi tulangan berdiameter 30 mm dan memiliki panjang 50 cm yang memiliki lubang pada ujungnya sesuai dengan ukuran tulangan yang akan dibengkokkan.
Semua tulangan harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, kecuali bila diizinkan lain oleh Pengawas Lapangan.
Tulangan yang sebagian sudah tertanam didalam beton tidak boleh dibengkokkan dilapangan, kecuali seperti yang ditentukan pada gambar rencana, atau diizinkan oleh pengawas lapangan.

• Kondisi Permukaan Baja Tulangan
Pada saat beton dicor, tulangan harus bebas dari lumpur, minyak, atau segala jenis zat pelapis bukan logam yang dapat mengurangi kepasitas lekatan. Pelapis epoksi yang sesuai dengan acuan baku.
Jika pembatasan jarak dan selimut beton minimu didasarkan pada diameter tulangan db, maka satu unit bundle tulangan harus diperhitungkan sebagai tulangan tunggal dengan diameter yang didapat dari luas ekuivalen penampang gabungan.

• Pekerjaan Pembesian di Lapangan dan Menurut SNI
Pada pekerjaan dilapangan pengbengkokan besi dan sengkang tidak sesuai dengan SNI karena dilapangan pembengkokan hanya diperkirakan saja oleh pekerja, jarak sengkang yang di tentukan pada gambar bestek adalah 15 cm. Penempatan sambungan pada sengkang pada lapangan sesuai dengan SNI dengan cara membuat penempatan sambungan sengkang berselingan.

Detail Penulangan pada Ring Balk lantai II

4.1.2 Pembuatan dan Pemasangan Bekisting
Bekisting merupakan cetakan beton yang mengisi adukan kedalamnya, sampai adukan beton mengeras dalam jangka waktu ± 1 hari. Mal yang terbuat dari triplex dan kayu yang disusun berbentuk persegi. Pemasangan bekisting ini dilakukan diatas tanah .
Pada pembentukan triplex mal dilakukan dengan beberapa sisi, sehingga mal dapat terbentuk persegi, sedangkan disisi atas dibiarkan terbuka untuk dapat dilakukan pengecoran. Antara triplex satu dengan yang lainnya harus rapat dan tidak terdapat rongga-rongga agar adukan beton tidak merembes keluar mal.
Pemasangan bekisting dilakukan setelah pemasangan tulangan untuk balok, bekisting tersebut sudah dirangkai sesuai dengan ukuran dan dimensinya, bekisting terbuat dari triplex. Peralatan yang dibutuhkan untuk memasang bekisting balok adalah sebagai berikut :
1. Gergaji
2. Palu
3. Meteran
4. Waterpas
5. Unting-unting
6. Selang air
7. Pinsil
8. Benang
Sedangkan bahan-bahan yang dibutuhkan adalah :
1. Multiplek 9 mm
2. Kayu Dolken
3. Kawat Beton
4. Minyak bekisting
Adapun jumlah pekerja yang dilibatkan dalam pekerjaan pembuatan bekesting balok adalah :
1. Mandor 1 orang
2. Kepala Tukang Kayu 1 orang
3. Tukang Kayu 4 orang
4. Pekerja 8 orang
Sebelum pemasangan bekisting terlebih dulu diikat batu tahu (beton decking) pada tulangan untuk menjaga ketebalan selimut beton sesuai dengan yang diinginkan. Dimensi beton decking adalah sebesar 6 x 6 x 2,5 cm.
• Pekerjaan Bekisting di Lapangan dan Menurut SNI
Perencanaan bekisting di lapangan sudah sesuai dengan SNI, yaitu cetakan menghasilkan struktur akhir yang memenuhi bentuk, garis dan dimensi komponen struktur seperti disyaratkan pada gambar rencana dan spesifikasi, cetakan mantap dan cukup rapat untuk mencegah kebocoran mortal, cetakan diperkaku atau diikat dengan baik untuk mempertahankan posisi dan bentuk, cetakan dan tumpuannya direncanakan sehingga tidak merusak struktur yang dipasang sebelumnya, perencanaan cetakan disertai pertimbangan faktor-faktor berikut :
a. Kecepatan dan metode pengecoran beton
b. Beban selama kontruksi, termasuk beban-beban vertical, horizontal, dan tumbukan.
c. Persyaratan-persyaratan cetakan khusus untuk kontruksi sengkang, plat lipat, kubah, beton arsitektural, atau elemen-elemen sejenis.

4.1.3 Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran balok harus dilakukan setelah pekerjaan pemasangan bekisting selesai. Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, bekesting terlebih dahulu dilapisi dengan oli bekas/minyak bekesting, oli tersebut berfungsi untuk melapisi bagian dalam bekisting agar setelah beton mongering dapat dibuka dengan mudah dan untuk melindungi bekisting supaya tahan lama.
Untuk perbandingan campuran yang digunakan dalam pekerjaan pengecoran ring balk adalah 1 pc : 1 1/5 ps : 2 1/5 kr untuk selimut betonnya adalah 5 cm. hasil adukan semen terlihat bagus namun terkadang terlihat agak encer, hal itu sangat tidak baik suatu kontruksi, pengecoran ring balk harus dilakukan 3 lapisang dengan beberapa kutukan atau dengan menggunakan mesin getar untuk hasil yang lebih baik, apabila dilakukan dengan 1 lapisan saja akan mengakibatkan kerikil menumpuk disisi bawah struktur tersebut dan bisa melemahkan struktur.
Peralatan yang digunakan adalah kereta sorong, molen, ember, ruskam, sendok spesi, skop, mesin getar (Vibro), dan alat bantu lainnya yang mendukung untuk campuran agregat dipesan dari toko terdekat, sedangkan bahan yang digunakan pasir, semen, kerikil dan air. Tenaga kerja yang dibutuhkan pada pekerjaan struktur ini adalah :
1. Mandor 1 orang
2. Kepala Tukang Batu 1 orang
3. Tukang Batu 2 orang
4. Pekerja 10 orang
Pelaksanaan pekerjaan pengecoran dilapangan dilakukan sebanyak 10 pekerja, yang 2 orang menyiapkan campuran beton dengan menggunakan molen, 1 orang yang menyiapkan campuran beton dari molen ke gerobak sorong, 4 orang yang membawa hasil campuran, 2 orang melakukan pengecoran dan 1 orang menggetarkan struktur. Pengecoran dilakukan dari atas bekisting dengan 3 lapisan pengecoran dan digetarkan dengan menggunakan vibro.

• Pekerjaan Pengecoran di Lapangan dan Menurut SNI
Perencanaan pengecoran di lapangan sudah memenuhi SNI diantaranya beton dicor dekat pada posisi akhirnya tidak terjadinya segregasi akibat penanganan kembali atau pengaliran, pengecoran beton dilakukan dengan kecepatan sedemikian hingga beton selama pengecoran tersebut tetap dalam keadaan kental dan dengan mudah mengisi ruang di antara tulangan, Beton yang telah mengeras sebagian atau terkontaminasi oleh bahan lain tidak digunakan lagi pada pengecoran, beton yang ditambah air lagi atau beton yang telah dicampur ulang setelah pengikat awal tidak digunakan, kecuali bila disetujui oleh pengawas lapangan, setelah dimulainnya pengecoran, maka pengecoran dilakukan secara menerus sehingga memenuhi panel atau penampang pada batas dan sambungan yang ditetapkan hingga selesai bagaimana yang diizinkan atau dilarang. Permukaan atas cetakan vertikal secara umum datar, semua beton dipadatkan secara menyeluruh dengan menggunakan cara yang sesuai selama pengecoran dan dapat mengisi sekeliling tulangan dan seluruh celah dan masuk ke semua sudut cetakan.

4.1.4. Pekerjaan Pembengkoran
Pekerjaan pembongkaran bekisting struktur tersebut dilakukan setelah umur beton 1 atau 2 hari lebih. Pembongkaran bekisting dengan menggunakan linggis. Bekisting yang telah dibongkar dibersihkan dari sisa-sisa beton yang melekat dan disimpan pada tempat yang terlindung supaya dapat dipergunakan untuk pekerjaan selanjutnya. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembongkaran bekisting kolom ini dikerjakan oleh 2 orang pekerja.
• Pekerjaan Pembongkaran di Lapangan dan Menurut SNI
Pekerjaan pembongkaran dilapangan sudah sesuai dengan SNI cetakan dibongkar dengan cara-cara yang tidak mengurangi keamanan dan kemampuan struktur. Beton yang akan dipengaruhi oleh pembongkaran cetakan memiliki kekuatan cukup sehingga tidak akan rusak oleh operasi pembongkaran.

4.2. Pekerjaan Kolom Utama Lantai II
Kolom merupakan struktur dalam suatu bangunan, menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Kolom lantai II seluruhnya berjumlah 34 kolom. Jenis kolom yang direncanakan adalah kolom persegi dengan ukuran 40 x 40 .
Pekerjaan kolom utama lantai II dilaksanakan setelah pekerjaan ring balok dan plat lantai II selesai dilakukan. Adapun ruang lingkup pekerjaannya adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan pembesian;
2. Pekerjaan pemasangan bekisting;
3. Pekerjaan pengecoran;
4. Pekerjaan perawatan beton; dan
5. Pekerjaan pembukaan bekisting.

4.2.1. Pekerjaan Pembesian
Tahapan untuk pekerjaan balok adalah pekerjaan pembesian dimana pada pekerjaan ini dilakukan oleh tukang atau pekerja yang sudah ahli dan terampil dibidang pembesian struktur bangunan, selain itu dalam pekerjaan ini juga membutuhkan alat-alat diantara lain adalah sebagai berikut :
1. Gunting Besi/Pemotong Besi
2. Pembengkok besi (Bar Bender)
3. Meteran
4. Kakak tua
5. Sarung tangan/alat septy lainnya
Besi yang digunakan sebagai tulangan memanjang pada kolom lantai II adalah baja ulir berdiameter 14 mm dan 16 mm sedangkan untuk sengkang dipakai baja polos berdiameter Ø6 , berikut adalah jumlah sengkang dan penulangannya :
• Baja ulir D 16 berjumlah sebanyak 6 batang dengan ukuran 3,65 meter.
• Baja ulir D 14 berjumlah 2 batang batang dengan ukuran 3,65 meter.
• Baja polos Ø6 berjumlah 150
Menurut SNI diameter bengkokan yang diukur pada bagian dalam batang tulangan tidak boleh kurang dari 6db “diameter minimum”. Diameter dalam dari bengkokan untuk sengkang ikat tidak boleh kurang dari 4db “diameter minimum”. Perakitan dilakukan dilokasi pembangunan, hal ini dilakukan untuk memudahkan pekerjaan dan untuk menghemat waktu pelaksanaan. Adapun jumlah pekerja yang dilibatkan dalam pekerjaan pembesian kolom dan ring balk adalah :
1. Mandor 1 orang
2. Kepala Tukang Besi 2 orang
3. Tukang Besi 4 orang
4. Pekerja 10 orang

• Cara Pembengkokan
Bar Bender (pembengkok tulangan) adalah alat untuk membentuk baja tulangan sesuai dengan bentuk yang dibutuhkan. Pada proyek ini digunakan pembengkok manual. Pembengkok manual ini terbuat dari besi tulangan berdiameter 30 mm dan memiliki panjang 50 cm yang memiliki lubang pada ujungnya sesuai dengan ukuran tulangan yang akan dibengkokkan.
Semua tulangan harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, kecuali bila diizinkan lain oleh Pengawas Lapangan.
Tulangan yang sebagian sudah tertanam didalam beton tidak boleh dibengkokkan dilapangan, kecuali seperti yang ditentukan pada gambar rencana, atau diizinkan oleh pengawas lapangan.
4.2.2. Pembuatan dan Pemasangan Bekisting
Bekisting merupakan cetakan beton yang mengisi adukan kedalamnya, sampai adukan beton mengeras dalam jangka waktu ± 1 hari. Mal yang terbuat dari triplex dan kayu yang disusun berbentuk persegi. Pemasangan bekisting ini dilakukan diatas tanah .
Pada pembentukan triplex mal dilakukan dengan beberapa sisi, sehingga mal dapat terbentuk persegi, sedangkan disisi atas dibiarkan terbuka untuk dapat dilakukan pengecoran. Antara triplex satu dengan yang lainnya harus rapat dan tidak terdapat rongga-rongga agar adukan beton tidak merembes keluar mal.
Pemasangan bekisting dilakukan setelah pemasangan tulangan untuk balok, bekisting tersebut sudah dirangkai sesuai dengan ukuran dan dimensinya, bekisting terbuat dari triplex. Peralatan yang dibutuhkan untuk memasang bekisting balok adalah sebagai berikut :
1. Gergaji
2. Palu
3. Meteran
4. Waterpas
5. Unting-unting
6. Selang air
7. Pinsil
8. Benang
Sedangkan bahan-bahan yang dibutuhkan adalah :
5. Multiplek 9 mm
6. Kayu Dolken
7. Kawat Beton
8. Minyak bekisting
Adapun jumlah pekerja yang dilibatkan dalam pekerjaan pembuatan bekesting balok adalah :
1. Mandor 1 orang
2. Kepala Tukang Kayu 1 orang
3. Tukang Kayu 4 orang
4. Pekerja 8 orang
Sebelum pemasangan bekisting terlebih dulu diikat batu tahu (beton decking) pada tulangan untuk menjaga ketebalan selimut beton sesuai dengan yang diinginkan. Dimensi beton decking adalah sebesar 6 x 6 x 2,5 cm.
Untuk menjaga kestabilan bekisting agar tetap vertikal, sejajar dan lurus, bekisting diperkuat dengan bantuan penyangga yang terbuat dari kayu berukuran 4/6 cm. Dan untuk menjaga ketahanan bekisting sewaktu dilakukan pengecoran maka di sepanjang kolom dikunci dengan rangkaian kayu yang dibuat berbentuk persegi dengan ukuran sebesar diameter kolom. Kayu yang digunakan untuk membuat pengunci ini berukuran 5/7 cm. Pengunci ini juga berguna dalam membuat kolom tegak lurus. Pengerjaan bekisting ini dilakukan oleh 3 orang tenaga kerja untuk satu kolomnya.

4.2.3. Pekerjaan Pengecoran
Pengecoran kolom dilakukan setelah bekisting kolom selesai dipasang. Alat – alat yang digunakan pada pengecoran kolom utama lantai II kantor Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Kabupaten Aceh Timur adalah :
1. Mesin molen
2. Timba cor
3. Ruskam
4. Concrete Pump
Pengadukan campuran dilakukan dengan menggunakan readymix, mutu beton yang digunakan untuk pengecoran kolom adalah mutu beton K – 250.
Sebelum dimasukkan material terlebih dahulu tabung readymix dibasahi dengan air hingga merata. Tujuannya adalah agar air untuk pengadukan mortar tidak diresap oleh dinding tabung readymix. Pengadukan mortar dilakukan dengan menggunakan readymix. Kemudian hasil pengadukan dituangkan ke dalam pumping machine untuk selanjutnya dikucurkan ke kolom sebanyak ¾ tinggi kolom. Setelah selesai mengisi ¾ kolom, pekerja menusukkan tongkat kayu ke dalam kolom sambil menggoyang-goyangkan tulangan untuk memadatkan campuran mortar. Setelah selesai dengan pengecoran kolom lainnya, concrete pump kembali mengisi kolom yang sudah terisi ¾ ukuran volume total ini hingga penuh. Setelah itu kembali pekerja meneruskan kegiatan pemadatan yang sama. Selang waktu antara pengecoran pertama (3/4 volume total) dengan pengecoran kedua (1/4 volume total) memakan waktu 10 hingga 15 menit. Pengecoran dilakukan pada mulut kolom sehingga tinggi jatuh pengecoran setinggi 4 m. Hal ini tidak sesuai dengan PBI-1971 yang menyatakan bahwa kolom yang tingginya lebih dari 2 m maka harus digunakan jendela pengecoran, karena dapat mengakibatkan penumpukan agregat berdiameter besar pada bagian bawah.
Untuk satu buah kolom pekerjaannya ditangani oleh 2 orang pekerja yang bertugas memadatkan campuran dan 4 orang lainnya sebagai operator readymix dan concrete pump.
Dari hasil pengujian kuat tekan beton didapat bahwa kuat tekan beton rata–rata dari 4 benda uji untuk beton umur 28 hari adalah 267,78 kg/cm2. Dalam hal ini, kekuatan tekan beton telah memenuhi syarat yang telah ditentukan yaitu 250 kg/cm2. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada lampiran.

4.2. Pekerjaan Lantai II
Pekerjaan lantai dibuat untuk menahan beban-beban yang bekerja pada lantai tersebut pada saat pembuatan lantai kita harus meneliti dulu untuk apa lantai dibuat dan apa-apa saja beban yang bekerja pada lantai tersebut baik vertical, horizontal dan beban hidup. pemasangan bekisting, pembesian dan pekerjaan pengecoran

4.2.1 Pembuatan dan Pemasangan Bekisting
Bekisting merupakan cetakan beton yang mengisi adukan kedalamnya, sampai adukan beton mengeras dalam jangka waktu ± 1 hari. Mal yang terbuat dari triplex, disusun menurut bentuk lantai tersebut. Pemasangan bekisting ini dilakukan untuk proses pembuatan lantai dan bekisting ini ditahan oleh kayu atau bambu dibawahnya supaya bisa menahan beban seperti beban orang yang bekerja diatasnya, beban alat dan beban tumbukan.
Pada pembentukan mal dilakukan dengan beberapa sisi, sehingga mal dapat terbentuk sedemikian rupa Antara triplex satu dengan yang lainnya harus rapat dan tidak terdapat rongga-rongga agar adukan beton tidak merembes keluar mal.
Pemasangan bekisting dilakukan sebelum pemasangan tulangan lantai, bekisting tersebut sudah dirangkai sesuai dengan ukuran dan dimensinya, bekisting terbuat dari triplex. Peralatan yang dibutuhkan untuk memasang bekisting adalah gergaji, palu, meteran, waterpas, selang air, dan sebagainya. Sedangkan bahan yang dibutuhkan adalah triplex, kawat, paku, pensil, benang dan lain-lain. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang bekisitng adalah 1 orang kepala tukang, 1 orang pengawas, dan 4 orang pekerja.

• Pekerjaan Bekisting di Lapangan dan Menurut SNI
Perencanaan bekisting di lapangan sudah sesuai dengan SNI, yaitu cetakan menghasilkan struktur akhir yang memenuhi bentuk, garis dan dimensi komponen struktur seperti disyaratkan pada gambar rencana dan spesifikasi, cetakan mantap dan cukup rapat untuk mencegah kebocoran mortal, cetakan diperkaku atau diikat dengan baik untuk mempertahankan posisi dan bentuk, cetakan dan tumpuannya direncanakan sehingga tidak merusak struktur yang dipasang sebelumnya, perencanaan cetakan disertai pertimbangan factor-faktor berikut :
a. Kecepatan dan metode pengecoran beton
b. Beban selama kontruksi, termasuk beban-beban vertical, horizontal, dan tumbukan.
c. Persyaratan-persyaratan cetakan khusus untuk kontruksi sengkang, plat lipat, kubah, beton arsitektural, atau elemen-elemen sejenis.

4.2.2. Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian dilakukan dengan cara pembengkokan (membending) besi kemudian dirangkai dan dipasang pada tempat yang telah ditentukan sesuai dengan ukuran dan dimensinya. Alat yang digunakan adalah bending, pemotong besi, meteran, kakak tua, sedangkan bahan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah besi Ø6, besi Ø8, besi Ø10, besi Ulir D12, besi Ulir D14 dan besi ulir D16. Pembengkokan dilapangan dilakukan tanpa adanya perkiraan, tenaga kerja yang digunakan 1 Kepala Tukang, 1 orang pengawas dan 10 orang pekerja.

• Cara Pembengkokan
Semua tulangan harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, kecuali bila diizinkan lain oleh Pengawas Lapangan.
Tulangan yang sebagian sudah tertanam didalam beton tidak boleh dibengkokkan dilapangan, kecuali seperti yang ditentukan pada gambar rencana, atau diizinkan oleh pengawas lapangan.

• Kondisi Permukaan Baja Tulangan
Pada saat beton dicor, tulangan harus bebas dari lumpur, minyak, atau segala jenis zat pelapis bukan logam yang dapat mengurangi kepasitas lekatan. Pelapis epoksi yang sesuai dengan acuan baku.
Jika pembatasan jarak dan selimut beton minimum didasarkan pada diameter tulangan db, maka satu unit bundle tulangan harus diperhitungkan sebagai tulangan tunggal dengan diameter yang didapat dari luas ekuivalen penampang gabungan.

• Pekerjaan Pembesian di Lapangan dan Menurut SNI
Pada pekerjaan dilapangan pengbengkokan besi dan sengkang tidak sesuai dengan SNI karena dilapangan pembengkokan hanya diperkirakan saja oleh pekerja. Penempatan sambungan pada sengkang pada lapangan sesuai dengan SNI dengan cara membuat penempatan sambungan sengkang berselingan.

4.1.3 Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan pengecoran lantai harus dilakukan setelah pekerjaan pemasangan bekisting selesai dan pembesian selesai. Perbandingan campuran adalah 1 pc : 1 1/5 ps : 2 1/5 kr. hasil adukan semen terlihat bagus namun terkadang terlihat agak encer, hal itu sangat tidak baik suatu kontruksi, pengecoran harus dilakukan 3 lapisang dengan beberapa kutukan atau dengan menggunakan mesin getar untuk hasil yang lebih baik, apabila dilakukan dengan 1 lapisan saja akan menimbulkan kerikil akan menumpuk disisi bawah struktur tersebut dan bias melemahkan struktur.
Peralatan yang digunakan adalah gerobak sorong, molen, ember, ruskam, sendok spesi, skop, mesin getar (Vibro), dan alat bantu lainnya yang mendukung untuk campuran agrehgat dipesan dari took terdekat, sedangkan bahan yang digunakan pasir, semen, kerikil dan air. Tenaga kerja yang dibutuhkan pada pekerjaan struktur ini adalah 1 kepala tukang, 1 orang pengawas, 1 orang mandor, 1 orang tukang dan 10 orang pekerja.
Pelaksanaan pekerjaan pengecoran dilapangan dilakukan sebanyak 10 pekerja, yang 2 orang menyiapkan campuran beton dengan menggunakan molen, 1 orang yang menyiapkan campuran beton dari molen ke gerobak sorong, 4 orang yang membawa hasil campuran, 2 orang melakukan pengecoran dan 1 orang menggetarkan struktur. Pengecoran dilakukan dari atas bekisting dengan 3 lapisan pengecoran dan digetarkan dengan menggunakan vibro.

• Pekerjaan Pengecoran di Lapangan dan Menurut SNI
Perencanaan pengecoran di lapangan sudah memenuhi SNI diantaranya beton dicor dekat pada posisi akhirnya tidak terjadinya segregasi akibat penanganan kembali atau pengaliran, pengecoran beton dilakukan dengan kecepatan sedemekian hingga beton selama pengecoran tersebut tetap dalam keadaan kental dan dengan mudah mengisi ruang di antara tulangan, Beton yang telah mengeras sebagian atau terkontaminasi oleh bahan lain tidak digunakan lagi pada pengecoran, beton yang ditambah air lagi atau beton yang telah dicampur ulang setelah pengikat awal tidak digunakan, kecuali bila disetujui oleh pengawas lapangan, setelah dimulainnya pengecoran, maka pengecoran dilakukan secara menerus sehingga memenuhi panel atau penampang pada batas dan sambungan yang ditetapkan hingga selesai bagaimana yang diizinkan atau dilarang. Permukaan atas cetakan vertical secara umum datar, semua beton dipadatkan secara menyeluruh dengan menggunakan cara yang sesuai selama pengecoran dan dapat mengisi sekeliling tulangan dan seluruh celah dan masuk ke semua sudut cetakan.

Contoh Muqadimah Pembukaan Pidato


Assalamu'alaikum wr... wb...

Alhamdulillah,,,
Alhamdulillahi rabbil alamin wabihi nasta'inu ala umuridunnya waddin, washala tu wasala mu'ala asrafil anbiya iwal mursalin wa'ala alihi wasahbihi wamantabi'ahu ilayaumiddin,,,
Qalallahu ta'ala fill qur'an nirkarim a'uzubillahi minasyaitanirrajin bismillahirahmani rahim
qulhuallahu ahad allah hussamad lam yalid walam yulad walam yakullahu quffuwan ahad.
shadaqallahu 'azim wa shadaqa rasulillahil karim….
pertama tama buat ayuna langkah yang paling utama marilah sama sama kita panjat kah puji beserta syukur kehadirat allah swt , yang mana oleh allah telah memberikan kesehatan dan kesempatan  kepada kita sehingga kita dapat berkumpul di tempat yang berbahagia  ini dalam keadaan sehat wal afiat.….
shalawat di iringi dengan salam tak lupa pula kita sanjungkan keribaan nabi besar Muhammad Saw ,yang mana beliau telah merubah pola fikir manusia dari pola fikir jahilyah ke pola fikir yang islamyah sebagai mana yang kita rasa kan pada saat yg berbahagia ini,,,
shalawat dan salam juga kita limpahkan kpd shahabat dan ahli waris beliau yang telah membantu memperjuangan agama islam,,,kegunung sama mendaki,,,kelaut sama mendayung,,,untung sama di bagi,,,dan rugi sama sama di tangung demi tegak nya kalimah lailahaillallah muhammadarasulullah…
next>>>>>>> kata kata pehormatan

PERHITUNGAN VOLUME PEKERJAAN


l  S0802-Rencana Anggaran Biaya
l  Pertemuan 6-7
l  Ir. Dwi Dinariana,MT
l  ITEM PEKERJAAN
“PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL”
1.       Pek. Persiapan, Galian dan Urugan
2.       Pek. Pondasi dan Beton Bertulang
3.       Pek. Pasangan Dinding dan Plesteran
4.       Pek. Lantai dan Dinding
5.       Pek. Plafon
6.       Pek. Kusen Pintu dan Jendela
7.       Pek. Atap
8.       Pek. Perlengkapan Pintu dan Jendela
9.       Pek. Sanitair
10.   Pek. Instalasi Air
11.   Pek. Instalasi Listrik
12.   Pek. Pengecatan
13.   Pek. Pembersihan Lahan
l  1. Pek. Persiapan, Galian dan Urugan
l  Pek. Persiapan
1.       Pembersihan/Persiapan Lahan
2.       Pengukuran dan Pasang Bouwplank
l  Pek. Galian dan Urugan
1.       Galian Tanah Pondasi
2.       Urugan Pasir Bawah Pondasi
3.       Urugan Pasir Bawah lantai
4.       Urugan Tanah Kembali
5.       Urugan Tanah Dibawah Lantai
l  Pembersihan/Persiapan Lahan
l  Lahan yang akan dibangun rumah dibersihkan terlebih dahulu dari pohon-pohon dan akarnya, semak-semak, rum put dan semua hal yang dapat mengganggu pekerjaan
V = p x l
Keterangan :
•           V = volume pembersihan lahan (m2)
•           p = panjang lahan (m)
•           l  = lebar lahan (m)
l  Pengukuran dan Pasang Bouwplank
l  Bouwplank merupakan papan kayu sebagai pembatas lahan pekerjaan.
l  Bouwplank dipasang mengikuti bentuk lahan yang akan dibangun dengan jarak ±1 m dari galian pondasi
V = (p+2)x2  +  (l+2)x2
Keterangan :
•           V = volume bouwplank (m)
•           p = panjang lahan (m)
•           l  = lebar lahan (m)
l  Galian Tanah Pondasi
V = [(a+b)/2xh] x p
Keterangan :
•           V = volume galian pondasi (m3)
•           p = panjang pondasi (m)
•           b = lebar bawah galian pondasi (m)
•           a = lebar atas galian pondasi (m)
•           h = tinggi galian pondasi (m)
l  Urugan
Pek. Urugan Pasir Bawah Pondasi
V = h x b x p
Keterangan :
•           V = volume pasir urug bawah pondasi (m3)
•           p = panjang pondasi (m)
•           b = lebar urugan (m)
•           h = tebal urugan (m)
l  Urugan
Pek. Urugan Pasir Bawah Lantai
l  Urugan pasir di bawah lantai berfungsi u/ menstabilkan tanah, juga sebagai landasan lantai kerja diatasnya

V = h x l x p
V = h x L
L = l x p
Keterangan :
•           V = volume  urugan pasir (m3)
•           p = panjang ruangan (m)
•           l = lebar urugan (m)
•           L = luas lantai keramik (m2)
•           h = tebal urugan pasir
l  Urugan
Pek. Urugan Tanah Bawah Lantai
l  Urugan tanah untuk peninggian lantai diperlukan agar peil lantai memiliki perbedaan tinggi
l  Ketinggian tergantung tinggi lantai yang diinginkan

V = h x l x p
V = h x L
L = l x p
Keterangan :
•           V = volume  urugan tanah (m3)
•           p = panjang ruangan (m)
•           l = lebar urugan (m)
•           L = luas lantai keramik (m2)
•           h = tebal urugan tanah
l  Urugan
Pek. Urugan Tanah Kembali
l  Urugan tanah kembali di sisi kanan maupun kiri pondasi berfungsi untuk mengisi sisa galian pondasi yang telah dipasang pondasi batu kali
l  V = Vgal tanah – (Vpondasi+Vurugan pasir)
l  Keterangan :
•          V = volume urugan tanah kembali (m3)
l  2. Pek. Pondasi dan Beton Bertulang
l  Pek. Pondasi
•          Pondasi Batu Kali
l  Pek. Beton
•          Beton Lantai Kerja

l  Pek Beton Bertulang
1.       Sloof beton
2.       Kolom Beton
3.       Ringbalk Beton
dst